![]() |
picture by pixabay.com |
Menapaki usia yang bukan lagi 20 tahunan awal membuat diri ini kebal terhadap segala hal yang berhubungan dengan cinta yang cinta-cintaan. Sudah sampai pada fase dimana tidak lagi bermain-main dengan perasaan. Meski jatuh cinta adalah suatu hal yang tak bisa dihindari, kini hal tersebut tidak lagi menjadi penyita seluruh waktu dan perhatian. Telah ku lewati fase dimana berharap pada manusia, sebaik apapun dia terlihat dan kelihatannya, begitu menyakitkan.
Wanita terlalu rugi menaruh hati pada pria yang tidak punyai komitmen ataupun pria yang tak sepadan. Kita, wanita, terlalu berharga untuk disakiti, untuk dikhianati, untuk dipermainkan hatinya. Saya ada sebuah pengalaman, tapi tolong jangan meneropong masa lalu saya ini dengan saya yang sekarang ya. Beda. :)
7 tahun yang lalu, waktu yang singkat dalam menjalin kasih tidak membuat move-on yang singkat juga. Coba bayangkan saja, terhitung hanya tiga bulan berpacaran, namun move on nya satu setengah tahun :') Itu terakhir kali saya pacaran. Saya gak akan pacaran lagi setelah itu, kecuali setelah menikah hehehe. Fakta mencengangkan lainnya adalah: Pada saat putus, memang saya yang mutusin. Tapi saya gak tahu mengapa saya digantungin, dan.. Tahu gak sih? Alasan 'mengapa'nya tersebut baru terungkap 6 tahun kemudian alias saat tahun 2020! Hahaha gila kan?
Lalu setelah berakhir hubungan dengan pacar terakhir saya, saya sudah memulai 'api' lagi! wkwkwk. Mengagumi seseorang selama 6 tahun disosial media, membangun komunikasi, kedekatan, selama bertahun-tahun, lalu ketika berkomunikasi secara intens di dunia nyata, ekspektasi saya memudar, he is not what I'm expect. Di waktu yang sama, yakni 2020, adalah masa-masa saya jadi ilfil dengannya, tembok rasa kagum yang telah terbangun selama 6 tahun, tetiba runtuh begitu saja, mungkin pondasinya saja tak kuat, maka cepat atau lambat akan roboh juga.
Ya. Meski sebagian orang mengutuk 2020 sebagai tahun kesialan, dimulainya bencana, pemerosotan ekonomi, tapi tahun 2020 ini adalah turning point saya dalam menyikapi rasa "jatuh cinta". Dan benar, di waktu waktu setelahnya tidak 1 2 kali saya jatuh cinta. Misal saya lagi jatuh cinta dengan si "X", gak lama setelah itu Tuhan menunjukkan pada saya bagaimana si "X" ini tanpa saja harus stalking dan cari tahu dia lebih dalam. Info tentang si "X" seolah hamba yang tuan informasinya adalah saya hehe. Begitu seterusnya, Allah seakan memberi kesempatan untuk mengetahui dan mengenali seseorang dari dekat, tanpa saya harus bersusah payah mencari tahu tentangnya. Misal lagi, saya ngebatin, "MashaAllah ini cowok soleh amat, manis pula." Brek! beberapa hari kemudian saya tetiba satu project dengannya! Dari situ saya jadi tahu lebih dekat tentang personalitas seseorang.
0 Komentar